Pages

Senin, 14 Juni 2010

Prolog



Ya, akhirnya saya mulai berani juga menggerakkan jemari diatas keyboard usang komputer butut nan tersayang didalam kamar dengan cahaya temaram ditemani kepulan asap dari rokok kretek favorit yang beradu dengan hembusan kipas angin hingga membuat kepulan asap berbalik arah dan memapar muka kusut saya yang memang belum terjamah air semenjak pagi. Sebenarnya niat untuk mulai mencoba menulis telah berkecambah sejak lama tetapi entah kenapa niat ini tak kunjung bertunas atau mungkin tak juga berani terlaksana lebih tepatnya. Mungkin karena terlalu banyak pikiran dan kata-kata yang berserakan memenuhi otak seperti halnya keadaan kamar yang penuh dengan barang dan tumpukan pakaian yang tak pernah beringsut untuk dibersihkan lebih dari selama sebulan ini.

Tapi setelah membaca tulisan dari Andreas Harsono berjudul “menulis butuh tahu dan berani” yang saya dapat dari Ayos membuat saya terlecut, mungkin karena adanya satu kalimat dari Pramoedya Ananta toer yang dikutip dalam tulisannya
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."
Benar-benar membuat saya tersadar dan berkata pada diri saya sendiri
Saya tidak boleh hilang dalam sejarah, terlebih sejarah hidup saya sendiri”.
tulisan memang ibarat batu nisan makam yang tak akan lapuk dimakan rayap dan cacing di ladang pemakaman ketika jasad tak lagi utuh dibaliknya.

Seperti halnya keadaan kamar saya yang berserakan diperlukan helaan nafas panjang dan niat yang mantap untuk mulai memunguti satu persatu barang dan menata kembali menjadi rapi dan teratur, diperlukan juga keberanian dan sepercik motivasi untuk mulai merangkai kata-kata yang selama ini beterbangan memenuhi otak yang bebal menjadi sebuah tulisan amatir seperti ini.



Saya menulis hanya karena “saya ingin menulis” dengan seribu alasan yang menyertainya walau saat ini masih belumlah sangup untuk saya kuak, tulisan saya bukan dibuat untuk menjadi karya jurnalistik tingkat tinggi ataupun karya sastra fenomenal, bahkan tulisan saya saat ini masih belum berasa, masih hambar tak berbumbu reportase ataupun bergaram hipotesa riset, tidak juga saya berharap akan sefenomenal karya-karya Pram, sekritis Gunawan Muhammad dengan Catatan Pinggirnya, tidak pula serenyah Hifat-lobrain Ayos Purwoaji yang harus jujur saya akui sangat2 memotivasi saya dengan rangkaian kata-kata “fun”nya yang cenderung bersifat adiktif bagi saya untuk terus membaca dan menunggu posting-posting terbarunya, layaknya menanti Ariel dengan Video-video skandal mesumnya yang dapat menggetarkan jagat Layar kaca, layar Monitor dan layar Handphone rakyat negeri ini.

nantinya saya akan berusaha menulis dengan Enjoy dan mengena tidak seperti omongan Bapak(Abah) saya yang sangat-sangat panjang lebar nan berputar-putar namun miskin sari pati. Namun mencoba senyaman wejangan Ustad ngaji saya dikeputih yang selalu sukses membuat mata saya terlelap dengan tubuh tetap sopan bersila dan terjaga.

Bersamaan ini saya juga me “re-Launch” Blog saya yang saya baptis dengan nama “anaknakalbanyakakal.blogspot.com” semoga blog ini akan dapat berkembang dan memberi manfaat kepada siapa saja yang membaca.
mari belajar dan berkarya bersama…

Selamat menikmati